A. PENDAHULUAN
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai
sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun
sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena
teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide,
prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977) kemudian pengertian tersebut akan
lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan
dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis
(Galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan
dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses
(Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami
karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan
sebagainya. Sebagai
sebuah proses teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi
pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan,melaksanakan, menilai, dan
mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia.
(AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan
lahir dari adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang
mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
peningkatan mutu/ kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan
serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan
melalui pendekatan teknologi pendidikan.
B. TEORI DAN KONSEP TEKNOLOGI ICT
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information
Communication and Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah
menjadi kebutuhan yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses
pendidikan. Isu-isu pendidikan di Indonesia seperti kualitas dan relevansi
pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan, rentang geografi, manajemen
pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran
dan sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan
berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi
pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan
maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, efektifitas
dan akses pendidikanSecara sederhana Elston (2007) membedakan antara Teknologi
Informasi (IT) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), yaitu“IT
as the technology used to managed information and ICT as the technology used to
manage information and aid communication”. Teknologi Informasi digunakan
untuk mengelola informasi sedangkan ICT adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola
informasi dan komunikasi.Dalam
praktek di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, ICT
meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD
player, kamera digital, tape/CD, interactive whiteboards/smartboard.
Dengan demikian, perlu ditegaskan bahwa peran ICT adalah sebagai enabler
atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran.
Jadi ICT merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.Morsund
dalam UNESCO (2003) mengemukakan cakupan ICT secara rinci yang meliputi sebagai
berikut:1.
piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas
telekomunikasi
2.
mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer
3.
perangkat proyektor / LCD
4.
LAN (local area network) dan WAN (wide area networks)
5.
Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular,
satelit telekomunikasi dan serat optik
6.
mesin komputer dan robot
UNESCO
telah mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang
mengadopsi TIK, yaitu :1. Tahap emerging;
yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik dan tenaga
kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, atau menerima donasi untuk
pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance)
2. Tahap applying;
yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan kontribusi TIK.
Pendidik dan tenaga kependidikanu menggunakan TIK dalam manajemen sekolah dan
kurikulum (enhancing traditional teaching)
3. Tahap infusing;
yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK. Perguruan tinggi/sekolah
mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab, kelas, dan administrasi.
Pendidik dan tenaga kependidikan mengekplorasi melalui pemahaman baru, dimana
TIK mengubah produktivitas professional (facilitating learning).
4. Tahap Transforming;
yaitu perguruan tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK dalam seluruh organisasi.
Pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar yang integratif
dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK..
Peranan
ICT dalam Manajemen dan Pembelajaran di SekolahSecara
umum, penggunaan ICT dalam pendidikan dideskripsikan sebaai berikut:1. ICT sebagai objek pembelajaran
yang kebanyakan terorganisir dalam
kursus-kursus spesial. Apa yang dipelajari tergantung pada bentuk pendidikan
dan level siswa. Pendidikan ini mempersiapkan siswa untuk menggunakan ICT dalam
pendidikan, keterampilan masa depan dan dalam kehidupan sosial.
2. ICT sebagai ”alat bantu
(tool)”, yaitu digunakan sebagai alat, misalnya ketika membuat tugas-tugas,
mengumpulkan data, dan dokumentasi dan melaksanakan penelitian. Umumnya ICT
digunakan dalam memecahkan permasalahan secara independen.
3. ICT sebagai medium proses
pembelajaran, dimana guru dapat mengajar dan murid dapat belajar.
4.
ICT memiliki potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan
khususnya di bidang pendidikan. Rencana cetak biru ICT Depdiknas, paling tidak
menyebutkan tujuh fungsi TIK dalam pendidikan , yaitu sebagai:
·
sumber belajar
·
alat bantu belajar
·
fasilitas pembelajaran
·
standard kompetensi
·
sistem administrasi
·
pendukung keputusan
·
sebagai infrastruktur.
Inovasi perlu diciptakan pada fungsi-fungsi tersebut agar
implementasi dari ICT dapat memenuhi tujuan pendidikan dan dapat mengembangkan
mutu pendidikan, misalnya dengan adanya Learning Management System (LMS)
yang memungkinkan pembelajaran dilakukan secara online sehingga pendidik serta
tenaga didik dituntut untuk dapat menggunakan teknologo secara efektif dan
efesien sesuai dengan ajas manfaatnya. Dan pengelolaan evaluasi akhir siswa
secara online. Maksudnya adalah, Siswa dapat melihat hasil belajar mereka di
setiap akhir semester pada web sekolahnya. Dengan dapat memamfaatkan web
sekolah para orang tua murid juga dapat dengan mudah melihat perkembangan
putra-putrinya selama pembelajaran di sekolah
C. LANDASAN HISTORIS PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
A.
Sejarah Perkembangan TIK
Perkembangan peradaban manusia diringi dengan perkembangan cara
penyampai informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah teknologi
informasi).Ada tiga sejarah perkembangan TIK:1.
Masa Prasejarah ( < 3000 SM)
TIK sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal,
mereka menggambarkan infomasi yang mereka dapatkan pada dinding gua, tentang
binatang buruannya. Kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk
suara dengusan, dan isyarat tangan sebagai bentuk komunikasi mereka pada masa
ini.2.
Masa Sejarah (3000 SM – 1400-an M)
Teknologi informasi masih digunakan untuk kalangan-kalangan tertentu dan
terbatas, digunakan pada saat saat khusus, dan harganya cukup mahal. Pertama
tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang
dibentuk dari pictograf sebagai huruf.3.
Masa Modern (1400-an M – Sekarang)
Samuel Morse mengembangkan telegraf dan bahasa kode Morse bersama Sr
William Cook dan Sir Charles W yang dikirim secara elektronik antara dua tempat
berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut.pengiriman dan
penerimaan informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir
bersamaan waktunya.
Kemajuan teknologi pada masa modern yang berkembang saat ini yaitu
dengan ditemukannya komputer. Dengan teknologi komputer kegiatan pembelajaran
dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu dan sistem pembelajaran berbasis
TIK.
D.
PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN & TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Teknologi PendidikanDalam arti luas menurut Association
for Educational communication and Technology (AECT) adalah proses yang
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan
evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia.Dalam konteks pendidikan
yang lebih umum, ataupun hanya PBM, teknologi pendidikan merupakan
pengembangan, penerapan, dan penilaian system, teknik dan alat bantu untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar manusia. Dengan demikian
aspek-aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penelitian,
perangkat dan peralatan teknis atau hardware, dan perangkat lunaknya atau
software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk mendesign, melaksanakan
penilaian pendidikan, dengan pendekatan yang sistematik.Pengertian teknologi
pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara umum. Pengertian
teknologi yang utama adalah proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses
tersebut menggunakan dan atau menghasilkan suatu produk tertentu. Produk yang
digunakan dan atau dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada,
dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.Jadi dalam pengertian umum
tentang teknologi, alat, atau sarana baru yang khusus diperlukan tidak menjadi
syarat yang mutlak harus ada, karena alat atau sarana itu telah ada sebelumnya.Objek formal teknologi
pendidikan adalah belajar pada manusia baik pribadi maupun yang tergabung dalam
organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan
ataupun pelatihan. Belajar itu ada di mana saja dan oleh siapa saja, dengan
cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan.Pengertian lain dari
teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu pemecahan masalah
yang menyangkut semau aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan,
pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didisain
dan dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar, sumber- sumber belajar ini
diidentifikasi sebagai pesan,orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar
lingkungan. Di samping itu juga, teknologi pendidikan mempunyai pengertian cara
yang sistematik dalam disain, penerapan dan evaluasi proses belajar atau
mengajar secara keseluruhan untuk mencapai tujuan instruksional yang spesifik,
berdasarkan pada penelitian teori,komunikasi dan penggunaan secara kombinasi
dari berbagai sumber manusia dan non manusia untuk memperoleh efektivitas
pengajaran.Konsep teknologi yang
telah dibahas tadi sebetulnya dapat diterapkan bagi berbagai disiplin ilmu.
Untuk kebutuhan dasar manusia, kita mengenal teknologi pangan dan teknologi
penyehatan lingkungan. Di bidang industri ada teknologi perkapalan, teknologi
industri itu sendiri, sedang pada ilmu murni
kitamengenalbioteknologi,danistilahDNA. Dunia pendidikan juga mengenal dan
menerapkan teknologi pendidikan, Berbagai pandangan mengenai konsep definisi
teknologi pendidikan sudah diajukan para pakar. Berikut konsep-konsep dari
Percival & Ellington dan pakar-pakar dari AECT, 1977 dan 1994.Teknologi Pendidikan menurut Percival & Ellington, 1984 (Inggris)
1. Istilah penting tentang
teknologi pendidikan, proses belajar, kondisi belajar, keefektifan, efisiensi
dan empirik.2. Lembaga teknologi
pendidikan di Inggris yaitu CET for UK, dan NCPL UK Pada halaman 19 – 20 dari
buku tentang “Educational Technology”, mereka mengutip definisi Council
for Educational Technology for the UK, yang menjabarkan teknologi pendidikan
sebagai pengembangan, penerapan dan evaluasi atas sistem, tehnik, serta alat
bantu untuk meningkatkan proses belajar (manusia). Selain definisi ini,
mereka juga mencantumkan definisi yang berasal dari National Centre for
Programmed Learning, UK. Definisi tersebut berbunyi antara lain “teknologi
pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah mengenai belajar dan kondisi
belajar untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi pengajaran dan
pelatihan. Jika tidak ada temuan atau prinsip ilmiah, maka teknologi pendidikan
menggunakan tehnik teruji secara empirik untuk meningkatkan proses
belajar”.
Mereka berpendapat pola terapan teknologi pendidikan terjadi berupa proses
berulang dan pendekatan sistem sebagai alur berpikir dalam merancang
situasi mengajar / belajar dan memanfaatkan metode atau tehnik apa saja yang
dianggap sesuai untuk pencapaian tujuan belajar. Pendekatan sistem diharapkan
agar dapat diselaraskan dengan rancangan materi dan luwes terhadap perkembangan
terbaru proses belajar serta kemajuan di bidang pendekatan mengajar / belajar
berikut metodenya.
Definisi
Teknologi Pendidikan / Instruksional menurut Association for Educational
Communications and Technology atau AECT (Amerika Serikat)1. Kutipan konsep-konsep dari Seels & Richey, organisasi AECT.2. Istilah-istilah mengenai teknologi instruksional, bidang garapan,
psikologi belajar, sumber belajar, evolusi. Organisasi profesi teknologi pendidikan
tertua ini berulang kali merumuskan batasan yang memadai mengenai teknologi
pendidikan. Beberapa definisi yang dianggap kokoh dan permanen diantaranya
adalah definisi yang diluncurkan oleh Komisi khusus AECT tahun 1977 dan
definisi yang diluncurkan oleh Seels & Richey tahun 1994 dan masih
disponsori oleh organisasi profesi ini. Berikut rinciannya.
Rumusan tahun 1972
“Teknologi pendidikan
sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar
(manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan
sistematis seluruh sumber- sumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh
proses ini”. Definisi di atas diambil dan disarikan dari rumusan sebelumnya,
yaitu tahun 1963, 1970, dan 1971. Sewaktu merumuskan definisi tadi, para pakar
menyatakan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan. Mereka berusaha
mencari peluang keahlian yang dapat dijadikan sebagai ‘pekerjaan’ dan
mengembangkan keahlian tersebut berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh.
Rumusan tahun 1977Tahun 1977 AECT membedakan
dua rumusan teknologi pendidikan dengan teknologi instruksional. Berikut
uraiannya.
(1).
teknologi pendidikanDefinisi teknologi
pendidikan berbunyi, “..... proses yang rumit dan terpadu, melibatkan
orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan
mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi, dan mengelola seluruh
upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam seluruh aspek belajar
(manusia)”.(2).
teknologi instruksional
Teknologi instruksional ialah “satu bagian dari
teknologi pendidikan – dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional
sebagai bagian pendidikan – bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang,
prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah
masalah, kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada
situasi dimana proses belajar terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut
mengandalkan teknologi pendidikan sebagai suatu proses – kegiatan
berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para
praktisinya.
Rumusan tahun 1994.
Setelah 17 tahun menerapkan konsep yang
sama, akhirnya AECT melalui 2 anggotanya meluncurkan definisi terbaru. Rumusan
tersebut berbunyi, “teknologi instruksional merupakan teori dan terapan
atas rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi atas
proses dan sumber- sumber belajar”.
Kajian atas perubahan rumusan menghasilkan
beberapa perdebatan dengan alasan logis. Kajian tersebut yaitu mengenai : (1).
Perbedaan definisi tahun 1977 dan 1994.
Dengan memperhatikan format rumusan
ini, terlihat perbedaan menyolok antara kedua rumusan sebelumnya dengan rumusan
terbaru. Perbedaan tersebut menyangkut struktur definisi terbaru lebih sederhana
dan luwes serta tidak ada pemisahan antara konsep teknologi
pendidikan dan teknologi instruksional.
Beberapa alasan yang dikemukakan
diantaranya :a.
proses evolusi teknologi pendidikan/instruksional dari suatu pergerakan
(usaha organisasi tertentu) menjadi bidang garapan dan profesi, dimana
definisi 1977 menekankan peran para praktisi, lalu definisi 1994 menekankan
bidang teknologi instruksional sebagai suatu bidang garapan sekaligus
terapan.
b.
Pengembangan bidang garapan dilakukan melalui kajian teori serta
penelitian
c.
Menurut definisi ini, baik proses maupun produk sama pentingnya bagi
bidang garapan
d.
Definisi ini erat kaitannya dengan keefektifan dan keefisiensian.
(2). Alasan konsep teknologi instruksional.Dengan
usulah hanya rumusan teknologi instruksional, menurut para pakar tadi,
berkaitan dengan lingkup yang lebih sempit. Dengan asumsi ini, maka
teknologi instruksional dianggap lebih tepat dalam menjabarkan peran teknologi,
dan teknologi instruksional dianggap mencakup jenjang pendidikan dari TK sampai
dengan SMU, bahkan perguruan tinggi dan termasuk di dalamnya situasi belajar
pada program pelatihan.(3). Alasan kelanggengan nama teknologi pendidikan.
Beberapa pihak masih
mempertahankan nama teknologi pendidikan. Mereka tetap beranggapan bahw
teknologi instruksional sebagai bagian dari teknologi pendidikan. Istilah
teknologi pendidikan digunakan agar bidang garapan menjadi lebih luas (AECT
1977, dan Saettler, 1990). Pendidikan sebenarnya bisa diterjemahkan sebagai upaya
penyelenggaraan kegiatan belajar di berbagai lingkungan, termasuk di rumah,
sekolah, di kantor, atau di mana saja selama masih memungkinkan terjadi.
Instruksional bisa dikonotasikan hanya proses belajar di lingkungan sekolah.
Perdebatan kedua belah pihak mengenai kedua istilah memiliki alasan cukup kuat.
Teknologi PembelajaranKajiannya teknologi
pembelajaran menjadi lebih menarik ketika kita tahu apa yang membedakan antara
teknologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran. Alangkah baiknya jika kita
mengenal terlebih dahulu beberapa definisi teknologi pembelajaran yang
dikemukakan beberapa ahli, selain tentu saja yang dikeluarkan AECT. The
Commission on Instructional Technology mendefinisikan teknologi pembelajaran
dalam dua cara: yaitu 1) sebagai media yang lahir dari hasil revolusi
komunikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran misalnya buku teks dan papan
tulis. 2) sebagai cara perancangan yang sistematik dalam menyampaikan, dan
mengevaluasi proses belajar mengajar secara total dalam pola tujuan
pembelajaran khusus, berdasarkan pada penelitian belajar dan komunikasi
manusia, dan juga kombinasi antara sumber belajar manusia dan bukan manusia
yang akan membawa pada pembelajaran lebih efektif. Teknologi pembelajaran
adalah “sebuah usaha dengan atau tanpa mesin, yang tersedia atau yang
dimanfaatkan, untuk memanipulasi lingkungan individu sehingga diharapkan dapat
terjadi perubahan perilaku atau hasil belajar yang lain. (Knezevich & Eye,
dalam Anglin 2001)David Engler, orang yang
belajar tentang teknologi pembelajaran, mengatakan bahwa IT dibedakan ke dalam
dua bagian, “pertama dan yang paling umum, bahwa teknologi pembelajaran
diartikan sebagai sebuah perangkat keras- seperti TV, gambar bergerak,
audiotape dan disket, buku teks, papan tulis, dll. Kedua dan yang lebih
signifikan diartikan sebagai proses yang dilakukan dengan melakukan penelitian
tentang ilmu behavioral dalam masalah pembelajaran. Dari beberapa pengertian
yang dikemukakan tentang teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran,
memiliki konsep yang berbeda. Penulis definisi tahun 1977 menggambarkan bahwa
terdapat hubungan antara teknologi pembelajaran dengan teknologi pendidikan,
yaitu pemahaman dan kerangka kerja teori. Teknologi pembelajaran merupakan
bagian dari teknologi pendidikan. Contoh dari konsep teknologi pendidikan
adalah mencakup ke dalam pemecahan masalah di setiap aspek yang berhubungan
dengan masalah belajar manusia. Sedangkan konsep teknologi pembelajaran mencakup
pada pemecahan masalah dimana belajar merupakan hal yang memiliki tujuan dan
sifatnya terkontrol. Perbedaan lain dari kedua istilah tersebut sedikitnya
memiliki dua pengembangan konsep yang kompleks yang juga diambil dari definisi
tahun 1977, yaitu :1.
Definisi konsep tahun 1977 tentang teknologi pendidikan disebut sebagai
proses, yang digambarkan oleh teknologi pendidikan sebagai teori, atau bidang,
atau profesi.
2.
Konsep sistem dimasukkan melalui pernyataan definisi awal di dalam
keseluruhan konsep pendukung utama yang dijabarkan secara deskriptif dan
preskriptif.
E.
KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
1.
Kawasan Desain
Teori
desain jauh lebih maju dibandingkan dengan bidang lain
yang mempunyai hubungan erat dengan tradisi praktek dalam membangun landasan pengetahuan.
Namun dalam hal penggunaan
teknologi, penelitian dan teori desain hampir selalu mengikuti
eksplorasi kaum praktisi mengenai kemampuan perangkat keras atau perangkat
lunak yang baru. Terutama pada masa sekarang ini.
2.
Kawasan Pengembangan
Kawasan
pengembangan berakhir pada produksi media. Melalui proses bertahun-tahun
perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat perubahan dalam kawasan. Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang
diproduksi untuk pelatihan militer, terutama film (Seattler,1968). Setelah
perang, televisi sebagai media yang baru juga digunakan untuk kepentingan
pendidikan dan muncul peradaban baru televisi.3.
Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber untuk belajar.Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi
Pembelajaran tertua diantara kawasan-kawasan yang lain, karena pengunaan
bahan audiovisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain
dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Pada tahun 1923 dana pendidikan
visual dalam system persekolahan kota mencakup projector, stereopticons, persewaan film dan lentera film bingkai
(lantern slides). Setelah Perang Dunia II, gerakan pembelajaran audiovisual
mengorganisasikan dan mempromosikan penggunaan bahan-bahan audiovisual.
4.
Kawasan Pengelolaan
Konsep
pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang Teknologi Pembelajaran dan
dari peran kebanyakan para teknologi pembelajaran. Seorang
teknolog pembelajaran mungkin terlibat dalam usaha pengelolaan projek pengembangan
pembelajaran atau pengelolaan pusat media sekolah. Tujuan yang
sesungguhnya dari pengelolaan kasus demi kasus dapat sangat bervariasi, namun
keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relative tetap sama apapun kasusnya.
5.
Kawasan Penilaian
Penilaian
dalam pengertian paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian
berdasarkan kepada system penilaian tertentu. Pengembangan program pendidikan
formal, banyak diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal, menuntut
perlunya program penilaian yang bersifat formal pula.Dengan perhatian yang lebih terarah pada
penilaian formal menjadi jelas bahwa penilaian harus membandingkan hasil dengan
tujuan. Jadi lingkup penilaian mencakup penelusuran kebutuhan(need assessment).
Kawasan penilaian tumbuh bersamaan dengan berkembangnya bidang penelitian dan
metodologi. Keduanya sering berjalan seiring atau bersamaan. Tujuan dari
kawasan penilaian sendiri yaitu membantu pengambilan keputusan yang tepat
bukannya untuk menguji hipotesa.
F. KESIMPULAN :Melalui pemanfaatan TIK kita dapat meningkatkan
kualitas SDM dan IPM, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu
pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu. Teknologi informasi
berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan komunikasi serta teknologi
yang menunjang terhadap praktik kegiatan pembelajaran. Pembelajaran berbasis
komputer (CBI), pembelajaran berbasis web (E-learning), pembelajaran
berbantukan komputer (CAI), pembelajaran berbasis AVA adalah bentuk pemanfaatan
TIK yang perlu dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini.Perkembangan TIK telah memberi kontribusi terhadap
terjadinya revolusi diberbagai bidang. Eric Ashby (1972) menyatakan bahwa dunia
pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama, terjadi
ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi
kedua, terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran.
Revolusi ketiga, terjadi ketika diciptakannya mesin cetak sehingga materi
pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat, terjadi
ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk
pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini,
dimanfaatkannya TIK tercanggih khususnya komputer dan internet dalam kegiatan
pendidikan.